Search This Blog

Princess's Gallery

Minggu, 04 November 2012

TEKNIK PERENCANAAN PEMBANGUNAN


TEKNIK PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG
            Sejak diberlakukannya otonomi daerah tahun 2001 yang lalu, aspek pembangunan dan perencanaan daerah menjadi semakin diperlukan dan menentukan dalam proses pembangunan nasional karena wewenang pemerintah daerah dalam mengelolah pembangunan di daerahnya masing-masing menjadi semakin besar. Disamping itu dengan keluarnya undang-undang no 25 tahun 2004. Tenteng sistem perencanaan pembangunan nasional (SPPN 2004), peranan perencanaan pembangunan daerah di indonesia yang menjadi semakin penting.
            Dari segi teknis perencanaan, keluarnya SPPN 2004 tersebut juga memberikan perubahan yang cukup signifikan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembanunan daerah di indonesia. Perobahan tersebut antara lain adalah : pertama menyangkut dengan jenis dokumen perencanaan pembangunan daerah yang harus dibuat oleh masing-masing daerah sesuai dengan perkembangan demokrasi dan sistem pemerintahan daerah. kedua, sesuai dengan perobahan jenis dokumen yang perlu dibuat, maka teknis penyusunan rencana uga mengalami perubahan yang cukup mendasar. Ketiga tahapan penyusunan rencana juga mengalami perobahan untuk dapat menerapkan sistem perencanaan parsitipatif guna meningkatkan penyerapan aspirasi masyarakat  dalam meyusunan rencana.
            Dalam merencanakan sebuah perencanaan dalam hal ini perencanaan pembangunan bukanlah hal yang mudah karena kita juga harus melihat dari segala aspek serta potensi-potensi yang ada. Oleh karen itu diperlukannya penggunaan teknik-teknik perencanaan yang tepat dalam suatu wilayah atau daerah agar nantinya tujuan suatu daerah yang  bukukan dalam bentuk dokumen perencanaan dapat di implementasikan secara optimal.


II.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Teknik-teknik apa saja yang ada dalam perencanaan pembangunan?
2.      Sejauh ini bagaimana pengaruhnya teknik perencanaan terhadap pembangunan yang ada?
3.      Kelebihan dan kekuragan teknik-teknik perencanaan.
II.3 TUJUAN PENULISAN
            Adapun tujuan dari penulis dalam  menyusun karya ilmiah ini megingat akan pentiganya pembangunan pada suatu daerah ataupun wilayah, yang dimana sebuah  pembagunan yag baik tak pernah lepas dari perencanaan yang matang tentunya serta pengawasan yang baik pula, oleh karena itu dalam tulisan ini kami terkhusus pada teknik perencanaan pembangunan yang dimana setelah membaca karya ilmiah ini akan bertambahnya  ilmu kita khususnya dalam hal pembangunan ekonomi. 

BAB II
PEMBAHASAN

TEKNIK PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

II.1 TEKNIK ANALISIS SWOT
            Analisis SWOT lazim digunakan dalam penyusunan sebuah perencanaan, khusunya rencana strategis (Renstra). Teknik Perencanaan ini menjadi populer karena dia dapat menghasilkan suatu strategi pembangunan yang lebih terarah sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah atau institusi bersangkutan. Disamping itu, dengan menggunakan teknik SWOT akan dapat pula dihasilkan program dan kegiatan yang lebih tepat untuk merebut peluang yang tersedia maupun untuk mengatasi kelemahan yang dihadapi. Dengan demikian penggunaan analisis SWOT akan dapat menggunakan analisis yang lebih kongkrit dan realistis sesuai dengan kondisi dan situasi yang dimiliki oleh daerah atau institusi bersangkutan. Karena itu tidaklah mengherankan bilamana analisis SWOT ini sangat populer dikalangan aperatur pemerintahan dalam penyusunan rencana pembngunan untuk suatu daerah atau institusi tertentu.
            Semula rencana strategis ini umumnya digunakan dalam penyusunan rencana untuk dunia usaha dimana tingkat persaingan sangat tajam. Akan tetapi karena dalam era otonomi daerah persaingan antara suatu daerah dengan daerah lainnya juga sangat tajam dalam mendorong proses pembangunan pada masing-masing daerahnya, maka belakangan ini rencana strategis ini juga sangat populer dalam menyusun rencana pembangunan untuk masing-masing dinas instansi pada tingkat daerah. Aspek lain yang juga mendorong instansi pemerintah untuk menyusun rencana strategis ini adalah karena penyusunan rencana ini lebih terfokus pada aspek-aspek yang bersifat strategis dan langsung mempengaruhi kinerja pembangunan dari dinas dan instansi bersangkutan.
A.    Pengertian Analisis SWOT
            Analisis SWOT pada dasarnya merupakan identifikasi berbagai faktor dan unsur penentu pembangunan suatu institusi secara sistematis untuk melakukan evaluasi kondisi lingkup kegiatan bersangkutan dan selanjutnya dapat pula digunakan untuk merumuskan strategi pembangunan institusi yang tepat sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimilikinya. Dalam penerapannya, institusi yng dimaksud disini dapat berbentuk perusahaan atau dinas dan instansi pemerintah. Analisis SWOT ini didasarkan pada kondisi umum institusi bersangkutan baik yang bersifat internal maupun external guna mencapai tujuan serta visi dan misi yang telah ditetapkan semula oleh para pemangku kepentingan. Kekuatan utama analisis SWOT adalah karena teknik ini dapat melakukan evaluasi secara lebih tajam dan terarah. Kemudian analisis dapat pula digunakan untuk perumusan strategi pembangunan secara sistematis sesuai dengan kondisi dan lingkungan institusi bersangkutan dalam rangka menghadapi kondisi persaingan sesama institusi bersangkutan.
            SWOT merupakan singkatan dari perkataan Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threat (ancaman). Keempat unsur ini merupakan aspek penting yang perlu dibahas untuk dapat mengetahui kondisi dan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah atau institusi tertentu. Dengan demikian analisis SWOT dapat diartikan sebagai suatu teknik analisis yang menggunakan keempat unsur tersebut sebagai variabel utama dalam melakukan analisis. Analisis SWOT ini berasal dari Ilmu Manajemen (Management Scince) yang diterapkan untuk perumusan pengembangan perusahaan (Freddy Rangkuti, 1997).
Unsur kekuatan dan kelemahan pada dasarnya adalah faktor internal yang berasal dari dalam suatu daerah atau lingkup tugas (TUPOKSI) institusi tertentu. Sedangkan unsur peluang dan ancaman adalah merupakan faktor eksternal yang berasal dari luar daerah atau ruang lingkup tugas tertentu tetapi berpengaruh terhadap masa depan institusi tersebut. Pengelempokan ini perlu diperhatika agar tidak terjadi keraguan atau kebingungan dalam menentukan aspek-aspek yang termasuk atau berkaitan dengan keempat unsur analisis SWOT tersebut.
            Kekuatan (Strength) pada dasrnya merupakan kelebihan yang dimiliki oleh suatu daerah dan institusi dibandingkan dengan daerah dan institusi lainnya. Dalam analisis kondisi sosial ekonomi daerah  kekuatan tersebut dapat muncul dalam bentuk kesuburan tanah yamg lebih baik, ptensi sumberdaya alam yang lebih besar, kualitas pendidikan yang lebih baik, kondisi keuangan yang lebih mapan dan lain-lainnya. Analisis akan menjadi lebih kongkrit dan meyakinkan bilamana kekuatan ini dapat dibuktikan secara kuantitatif dengan menggunakan indikator pembangunan dan data tertentu. Misalnya tingkat kesuburan dapat diperlihatkan oleh produktivitas lahan per hektar, potensi sumberdaya alam ditunjukkan oleh jumlah kandungan deposit yang dimiliki, kualitas sumberdaya manusia oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan lain-lainnya.
            Kelemahan (Weaknesses) pada dasarnya merupakan kekurangan atau kelemahan yang dimilikioleh suatu daerah atau institusi tertentu dibandingkan dengan daerah dan institusi lainnya. Dalam analisis kondisi sosial ekonomi, unsur kelemahan ini pada dasarnya merupakan kebalikan dari unsur kekuatan sebagaimana telah dijelaskan di atas. Dengan demikian kelemahan dapat muncul dalam bentuk relatif rendahnya tingkat kesuburn lahan, terbatasnya atau relatif kecilnya potensi sumberdaya alam, rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan lain-lainnya. Sama halnya dengan unsur kekuatan, analisis tentang kelemahan ini akan lebih kongkrit dan meyakinkan bilamana dapat didukung oleh data dan informasi yang kuantitatif secara terukur.
            Peluang (Opportunities)  dapat diartikan sebagai kesempatan dan kemungkinan yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembangunan daerah atau institusi bersangkutan. Sebagaimana telah disinggung terdahulu bahwa peluang ini adalah unsur yang datang dari luar (eksternal), baik dari kondisi ekonomi, sosial, aturan kebijakan dan aturan pemerintah atau karena adanya perubahan teknologi baru. Dalam analisis kondisi sosial ekonomi peluang tersebut dapat muncul dalam bentuk adanya minat masyarakat yang cukup tinggi terhadap sesuatu hal, meningkatnya daya beli masyarakat, adanya kebijakan dan aturan baru yang dapat memberikan peluang pengembangan atau karena adanya perubahan teknologi dan penemuan produk baru yang dapat mendorong timbulnya kebutuhan baru pula dan lain-lainnya. Sama denga hal terdahulu, analisis akan lebih kongkrit dan lebih tajam bilamana kesemua unsur peluang tersebut dapat dimunculkan dengan data dan informasi kuantitatif sehingga menjadi lebih terukur.
            Ancaman (Threat) dapta pula diartikan sebagai suatu kondisi yang datang dari luar dan dapat menimbulkan kesulitan, kendala atau tantangan yang cukup serius bagi suatu daerah atau institusi tertentu. Ancaman tersebut dapat muncul sebagai akibat kemajuan dan perubahan kondisi sosial ekonomi, perubahan kebijakan dan aturan atau karena terjadinya perubahan pandangan dan kemajuan teknologi. Sebagai contoh, dengan semakin mantapnya pelaksanaan otonomi daerah maka masing-masing daerah akan berlomba-lomba untuk mempercepat proses pembangunan daerahnya masing-masing sehingga terjadi persaingan yang semakin tajam antar daerah berkaitan.
            Dengan menggunakan keempat unsur tersebut secara rinci dan kalau mungkin dalam bentuk kuntitatif, maka analisis tentang kondisi sosial ekonomi daerah atau institusi bersangkutan akan semakin jelas dan kongkrit. Karena itulah analisis SWOT ini lazim pula digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi diri (Self Evaluation) terhadap suatu institusi tertentu. Perlu dicatat disini bahwa analisis SWOT ini akan menjadi baik dan dapat dipercaya bilamana penilaian terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut dilakukan secara jujur tanpa ditutupi atau dinilai secara berlebihan.
B.     Manfaat Analisis SWOT untuk Perencanaan
            Secara lebih spesifik, ada dua manfaat utama dari penggunaan analisis SWOT dalam penyusunan perencanaan pembangunan. Pertama, dengan menggunakan analisis SWOT pembahasan tentang kondisi umum daerah atau suatu institusi akan menjadi lebih tajam dan terarah kepada hal-hal yang berkaitan langsung dengan penyusunan perencanaan. Hal ini sangat penting artinya karena kondisi umum (existing condition) adalah merupakan dasar utama penyusunan perencanaan pembangunan. Perumusan perencanaan pembangunan akan menjadi lebih tepat dan terarah bilamna analisis tentang kondisi umum daerah juga dapat dilakukan dengan cara lebih baik dan tajam, dan demikian pula sebaliknya terjadi apabila analisis tentang kondisi umum daerah dilakukan terlalu umum dan tidalk terarah.
            Kedua, manfaat selanjutnya dari penggunaan analisis SWOT adalah dapatnya dirumuskan strategi pembangunan daerah sesuai dengan kondisi umum daerah dan institusi bersangkutan. Dengan demikian, perumusan strategi pembangunan daerah menjadi lebih tajam dan terarah sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimiliki oleh daerah dan institusi bersangkutan. Dengan demikian kemungkinan berhasilnya pelaksanaan strategi pembangunan daerah tersebut akan menjadi lebih besar.hal ini sangat penting artinya karena bilamana strategi pembangunan dirumuskan hanya secara umum dan tidak sesuai dengan potensi daerah, maka kemunkinan tercapainya sasaran pembangunan dengan menggunakan strategi tersebut akan menjadi lebih kecil.

II.2 TEKNIK STATISTIK
Perencanaan pembangunan yang baik adalah yang kongkrit dan terukur. Hal ini sangat diperlukan baik dalam analisis tentang kondisi daerah, arah dan sasaran maupun kebijakan yang akan ditempuh. Untuk keperluan ini diperlukan analisis data secara kuantitatif dengan menggunakan metode atau teknik statistik yang tidak harus terlalu tinggi dan rumit, tetapi cukup dengan yang sederhana saja dan mudah dimengerti oleh publik. Sangat disadari bahwa hasil perhitungan statistik tidaklah bersifat pasti karena selalu mengandung kemelesetan (error) sekitar 5% sampai 10%. Namun demikian, bila perencanaan hanya dilakukan secara kualitatif dan normatif untuk menghindari kemelesetan tersebut, sehingga penyusunan anggaran serta monitoring dan evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan rencana menjadi sulit dilakukan.
Ilmu statistik itu sendiri dewasa ini ternyata telah berkembang cukup pesat mulai dari yang sederhana sampai yang bersifat sulit dan rumit. Perkembangan ini menyebabkan sudah banyak teknik statistik tersedia yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk penyusunan rencana pembangunan daerah. Pemilihan teknik statistik mana yang akan digunakan sangat ditentukan oleh ketersediaan data, kemapuan teknis yang dimiliki oleh para perencana dan dana yang tersedia untuk penyusunan rencana. Bila dana tersedia cukup besar, kemampuan perencana cukup tinggi dan data tersedia memadai, maka sebaiknya teknik statistik yang digunakan adalah yang lebih baik walaupun perhitungannya lebih sulit dan rumit. Akan tetapi bilamana dan tersedia terbatas, kemampuan tenaga perencana masih kurang dan data tersedia sangat terbatas, maka sebaiknya digunakan teknik statistik sederhana saja walaupun tingkat kemelesetannya akan lebih tinggi.
A.    Trend Perkembangan
            Teknik untuk menaksir dan menganalisis trend perkembangan dari salah satu variable pembangunan daerah pada dasarnya dapat dibagi atas 2 teknik, yaitu:
a.       Teknik Bunga Berganda (Compound Interest)
Kebanyakan penyusun perencanaan pembangunan daerah dimulai dengan menganalisis perkembangan kondisi pembangunan daerah beberapa tahun akhir. Analisa ini dapat dilakukan scra menyeluruh (mikro), sektoral untuk bidang tertentu atau menurut wilayah (regional) kesemua analisis ini sangat diperlukan guna melihat perkembangan masa lalu untuk mengetahui presasi yang telah dicapai serta berbagai permasalahan yanga di adapi oleh pembaunan suatu daerah.
b.      Teknik Regresi Trend.
Bila fluktuasi dari variabel yang di analisa cukup besar, maka analisis tentang perkembangan pembangunan sebaiknya menggunakan teknik regresi trend. Teknik ini dapat dilakukan dalam dua bentuk yaitu: ttren linear dan trend nono linear.
Masing-masing teknik ini mempunyai kelemahan dan kekuatan sendiri dan jenis mana yang akan digunakan tergantung dari jumlah dan kondisi data yang tersedia. Bila data tersedia sangat terbatas, maka teknik Bunga Berganda akan sangat membantu para perencana dalam melakukan analisis. Akan tetapi bilamana data tersedia dalam jumlah yang cukup, maka Teknik Regresi akan dapat memberikan hasil yang lebih baik.

B.     Indeks dan Koefisien
Dalam melakukan analisis terhadap terhadap kondisi umum dan potensi daerah, pembahasan akan menjadi sangat terbantu dan menjadi lebih jelas bila menggunakan beberapa indikator pembangunan yang biasanya ditampilkan dalam bentuk indeks dan koefisien sebagai peralatan analisis. Indeks dan koefisien tersebut dapat dihitung dengan menggunakan teknik statistik sederhan yang mudah dipahami oleh masyarakat umum. Indeks dan koefisien yang sudah cukup populer dan banyak digunakan antara lain adalah: Indeks Pembangunan Manusia (Human Develepment Index, HDI), Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate, IMR), Indeks Harapan Hidup (IHH), Indeks Gini Ratio, Indeks Kapasitas Fiskal dan lain-lainnya.
a.       Indeks pembangunan manusia
      Indeks pembangunan manusia atau (IPM)  muncul sebagai kritikan dan sekaligus perbaikan terhadap penggunaan angka pendapatan perkapita sebagai ukuran kemajuan  ekonomi yang berfokus pada aspek ekonomi saja. Sedangkan pembangunan daerah tidak hanya menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga oendidikan dan derajat kesekatan masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini mincullah IPM yang merupakan indeks dari komunikasi tiga unsur penting dalam pembangunan yaitu : daya beli yang ditentukan oleh tingkat pendapatan masyarakat, tingkat pendidikan dan derajat ksahatan masyarakat.
b.      Elastisitas kesempatan kerja
            Elastisitas kesempatan kerja salah satu  ineks yang bermanfaat untuk menyediakan jumlah lapangan kerja sebagai hasil peningkatan investasi. Indeks ini sangat  penting nantinya dalam menyusun rencana pembangunan karena penyediaan lapangan kerja merupakan salah satu sasaran pembangunan, sedangkan peningktan investasi baik pemerintah maupun swasta adalah merupaka alat utama dalam kebijakan pembangunan.

c.       Koefisien Gini
            Koefisien dini adalah metode yang cukup terkenal untuk mengukur distribusi pendapatan nasioanal dalam masyarakat.  Metode ini diciptakan oleh seorang ahli statistik di italia bernama corrdo gini, gini menghitung tingkat kesenjangan pendapatan personal secara agregatif yang diterima diatas tingkat tertentu.
d.      Incremental caital output ratio (ICOR)
            Koefisien ICOR merupakan alah satu teknik yang populer dalam menyusun  rencana pembangunan. Pengertian ICOR secara ringkas adalah suatu koefisien yang menunjukkan tambahan kapital yang diperlukan untuk mencapai peningkatan suatu  produksi tertentu.

C.    METODE SEBAB AKIBAT
Teknik regresi trand yang menggunakan variabel waktu sebagai sau-satunya faktor penentu jelas akan bersifat terlalu umun dan tidak realistis karena banyak lagi faktor-fako lain yang terkait langsug yang ikut mempengaruhi perkembangan suatu unsur atau sektor pembangunan.
Ada dua kelebihan metode sebab akibat inidi banding dengan eknik regresi tran. Petama, hasil perhitungan menjadi lebih realitis tepat karena regresi tidak didasarkan atas variabel waktu.

D.    METODE PERSAMAAN SIMULTAN
        Ada kalanya perkembangan dan fluktuasi dari unsur yang dibahas ditentukan oleh beberapa variabel yang terkait satu sama lain. Mtode persamaan simultan ini biasanya igunakan untuk melakukan analisis yang bersifat makro(menyeluruh) terhadap perekonomian nasional dan daerah. Misalnya dalam proses penyusunan peencanaan pembangunan diperlukan analisis terhdap faktor-faktor yang menentukan ertumbuhan ekonomi nasional ataupun suatu daerah tertentu.

II.3 TEKNIK PERENCANAAN REGIONAL
            Dalam menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah yang baik, diperlukan bebarapa teknik perencanaan khusus di bidang perencanaan regional. Alasannya adalah bahwa teknik perencanaan yang biasanya dipakai dalam penyusunan perencanaan pembanguna nasional banyak yang tidak sesuai dengan kondisi dan struktur pembangunan daerah dimana aspek ruang (Space) dan perbedaan potensi pembanguna antar wilayah merupaka unsur yang sangat penting. Dengan menggunakan teknik perencanaan regional ini diharapkan penyusunan rencana menjadi lebih tepat dan terarah. Tenik perencanaan regional yang banyak terpakai dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah antara lain adalah: Koefisien Lokasi (Locatioan Quotient), Indeks Konsentrasi Wilayah, Indeks Ketimpangan Pembangunan regional (Regional Disparity), Shift Share Analysis, Klassen Typology, Model Gravitasi dan Lowry Model.
A.    Koefisien Lokasi
Dalam melakukan analisis terhadap kondisi umu daerah dan perumusan strategi pembangunan yang tepat dan terarah, pertanyaan pokok yang selalu muncul adalah apa potensi pembangunan utama yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Pertanyaan ini sangat penting artinya karena analisis kondisi umum daerah harus dapat memunculkan analsis tentang potensi utam ekonomi daerah secara sektoral dan kalau dapat sampai ke tingkat komoditi.
B.     Indeks Ketimpanagan Pembangunan Regional
Kenyataan umum hampir di semua Negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa ketimpangan pembangunan antar wilayah adalah cukup besar. Hal ini dipicu oleh beberapa hal antara lain: perbedaan potensi daerah yang sangat besar, perbedaan kondisi demografis dan ketenagakerjaan.
Penggunaan Theil Index sebagai ukuran ketimpangan mempunyai kelebihan tertentu. Pertama, dapat menghitung ketimpangan dalam daerah dan antar daerah secara sekaligus, sehingga cakupan analisa menjadi lebih luas.
C. Shift-Share Analysis
Metode Shift-Share adalah salah satu teknik analisis dalam ilmu Ekonomi Regional yang bertujuan untuk mengetahui factor-faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
D.    Klassen Typology
Sebagai implikasi dan perbedaan struktur dan potensi ekonomi wilayah, pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah cenderung sangat bervariasi satu sama lainnya.
Kebijakan dan program untuk daerah yang mempunyai pertumbuhan ekonomi cepat tentunya tidak akan sama dengan kebijakan dan program untuk daerah yang bertumbuh lambat atau bahkan stagnasi. Karena itu, pengelompokkan daerah menurut struktur pertumbuhan dan tingkat pembangunan akan sangat penting.
Pengelompokkan daerah menurut struktur daerah dan tingkat pmbangunan ini antara lain dapat digunakan dengan menggunakan Matrix Klassen Typology. Dalam hal ini, pengelompokkan daerah dilakukan dengan 2 indikaor utama yaitu: laju pertumbuhan dan tingkat pendapatan perkapita.
II.4 TEKNIK PREDIKSI
Perencanaan pembangunan yang meyangkut masa depan yang mana kondisinya belum d ketahui sama sekali. Namun demikian untuk keperluan penyusunan perencanaan yang baik dan terukur, masa depan tersebut perlu dierkirakan kondisiya agar strategi dan kebijakan dapat ditentukan secara lebih tepat dan terarah. Karena itu penyusunan proyeksi atau prediksi  tersebut memerlukan teknik dan metode tertentu yang masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan tersendiri.
Bab ini membahas berbagai teknik prediksi yang bersifat praktis berdasarkan pengalaman dalam penyusunan perencanaan pemangunan di masa lalu. Teknik prediksi ini pada dasarnya adalah sederhana, tetapi bnyak terpakai dalam praktek penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Teknik prediksi yang akan dibahas meliputi Teknik Regresi Trend, baik liniear maupun non linear, Teknik Sebab dan Akibat, teknik Rata-Rata Bergerak (Moving Average) dan Model Pertumbuhan Harrod Domard.
A.    Teknik Prediksi Trend
Prediksi dengan menggunakan Teknik Regresi Trend didasarkan pada sudut pandang bahwa perkiraan masa datang akan sangat ditentukan oleh kenyataan yang terjadi pada masa lalu. Bila kenyataan masa lalu menunjukkan bahwa perkembangan suatu aspek pembangunan cukup cepat, maka prediksi masa datang juga akan menunjukkan perkembangan dengan tendensi yang hampir bersamaan.
B.     Teknik Prediksi Sebab Akibat
Untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada teknik prediksi trend, muncul teknik prediksi lain yang didasarkan pada hubungan sebab dan akibat dalam sebuah fungsi. Dalam hal ini prediksi masa datang didasarkan pada hubungan sebab dan akibat yang terjadi di masa lalu. Dengan demikian, factor yang dijadikan sebagai dasar utama prediksi tidak lagi hanya waktu, tetapi oleh berbagai variable yang berkaitan erat dengan unsur yang akan diprediksi.
C.    Teknik Rata-Rata Bergerak
Bila teknik prediksi trend dan model sebab dan akibat tidak tidak dapat memberikan hasil yang meyakinkan, dapat pula digunakan teknik yang lain yaitu metode rata-rata bergerak (Moving Average). Teknik ini lazim digunakan bilamana fluktuasi data antar waktu cukup tinggi sehingga penggunaan metode trend kurang dapat memberikan hasil yang logis dan cenderung tidak stabil.  Karena itu diperlukan teknik alternative prediksi lain yang lebih sesuai dengan kondisi data yang ada, yaitu teknik prediksi Moving Average yang juga lazim dan banyak muncul dalam literatur Ilmu Statistik.
      Pediksi dengan teknik Moving Average didasarkan pada nilai rata-rata beberapa tahun yang lalu yang kemudian digerakkan kemuka untuk melakukan prediksi periode waktu selanjutnya.
      Namun demikian, kelemahan yang cukup serius dari teknik Simple Moving Average adalah karena metode ini memberikan penimbang rata-rata sama dalam menghitung nilai rata-rata untuk setiap observasi. Sedangkan kenyataan menunjukkan bahwa data-data untuk beberapa tahun terakhir akan lebih menentukan nilai prediksi di masa mendatang.
D.    Teknik Prediksi Dekomposisi
Kenyataan menunjukkan bahwa dalam melakukan prediksi dengan menggunakan metode trend (Time Series) dalam jangka panjang seringkali data yang dipakai mengandung variasi musim (Seasonal variation) dan fluktuasi siklus (Cyclical Fluctuation) yang cukup besar. Variasi musim dan fluktuasi siklus ini terjadi secara berulang-ulang dalam periode waktu tertentu. Karena itu, dalam melakukan prediksi yang lebih tepat, kedua unsur variasi dan fluktuasi ini perlu dipertimbangkan secara eksplisit dalam model yang akan digunakan.
      Model prediksi yang dapat memasukkan secara eksplisit aspek variasi musim dan fluktuasi siklus tersebut adalah metode Dekomposisi (Decompotition Method) sebagaimana yang dijelaskan dalam Makridakis dan Wheelwreight (1978) serta Gaynor dan Kirkpatrick (1994).
E.     Teknik Prediksi ARMA
Tidak dapat disangkal bahwa teknik prediksi trend yang menggunakan system Time Series ternyata mempunyai kelemahan yang juga sangat serius yaitu cenerung berlebihan (overestimate) karena didasarkan pada tingkat pertumbuhan yang biasanya cukup tinggi dan fluktuatif.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, dilakukan penggabungan dari kedua metode ini dan menghasil suatu metode gabungan yang disebut sebagai Metode Prediksi ARMA. Istilah ARMA merupakan singkatan dari dua metode statistic yaitu Autoregressive Moving Average. Metode Autoregressive (AR) pada dasarnya adalah sama dengan metode trend (Time Series) didasarkan pada tingkat pertumbuhan (slope dari garis regresi). Namun demikian terdapat sedikit erbedaan yaitu Autoregressive Model tidak memformulasikan persamaan dengan fungsi waktu, tetapi dalam bentuk persamaan dengan menggunakan “time lack” pada masing-masing data.
F.     Teknik Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Harrod Domar
Sebagaimana terlihat dari namanya, teknik prediksi ini didasarkan pada Model Harrod-Domar yang umum terdapat dalam buku ajar Teori Ekonomi Makro. Dalam hal ini, unsur penentu utama pertumbuhan ekonomi adalah investasi (I) dan jelas teknologi yang digunakan dalam melakukan kegiatan produksi. Jenis teknologi yang digunakan tercermin dari nilai koefisien ICOR (Incremental Capital-Output Ratio)yang digunakan pada daerah atau Negara bersangkutan.

BAB III
PENUTUP

III.1. KESIMPULAN

            Dalam perencanaan pembangunan daerah diperlukan teknik-teknik perencanaan yaitu: Teknik Analisis SWOT. Ada dua manfaat utama dari penggunaan analisis SWOT dalam penyusunan perencanaan pembangunan. Pertama, dengan menggunakan analisis SWOT pembahasan tentang kondisi umum daerah atau suatu institusi akan menjadi lebih tajam dan terarah kepada hal-hal yang berkaitan langsung dengan penyusunan perencanaan. Kedua, manfaat selanjutnya dari penggunaan analisis SWOT adalah dapatnya dirumuskan strategi pembangunan daerah sesuai dengan kondisi umum daerah dan institusi bersangkutan.
Teknik Statistik. Pemilihan teknik statistik mana yang akan digunakan sangat ditentukan oleh ketersediaan data, kemapuan teknis yang dimiliki oleh para perencana dan dana yang tersedia untuk penyusunan rencana. Bila dana tersedia cukup besar, kemampuan perencana cukup tinggi dan data tersedia memadai, maka sebaiknya teknik statistik yang digunakan adalah yang lebih baik walaupun perhitungannya lebih sulit dan rumit. Akan tetapi bilamana dan tersedia terbatas, kemampuan tenaga perencana masih kurang dan data tersedia sangat terbatas, maka sebaiknya digunakan teknik statistik sederhana saja walaupun tingkat kemelesetannya akan lebih tinggi.
Teknik Perencanaan Regional. Tenik perencanaan regional yang banyak terpakai dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah antara lain adalah: Koefisien Lokasi (Locatioan Quotient), Indeks Konsentrasi Wilayah, Indeks Ketimpangan Pembangunan regional (Regional Disparity), Shift Share Analysis, Klassen Typology, Model Gravitasi dan Lowry Model.
Teknik Prediksi. Teknik prediksi ini pada dasarnya adalah sederhana, tetapi bnyak terpakai dalam praktek penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Teknik prediksi yang akan dibahas meliputi Teknik Regresi Trend, baik liniear maupun non linear, Teknik Sebab dan Akibat, teknik Rata-Rata Bergerak (Moving Average) dan Model Pertumbuhan Harrod Domard.


DAFTAR PUSTAKA

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Kok dapus nya gak ada ??

Posting Komentar