TEKNIK PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Sejak diberlakukannya otonomi
daerah tahun 2001 yang lalu, aspek pembangunan dan perencanaan daerah menjadi
semakin diperlukan dan menentukan dalam proses pembangunan nasional karena
wewenang pemerintah daerah dalam mengelolah pembangunan di daerahnya
masing-masing menjadi semakin besar. Disamping itu dengan keluarnya
undang-undang no 25 tahun 2004. Tenteng sistem perencanaan pembangunan nasional
(SPPN 2004), peranan perencanaan pembangunan daerah di indonesia yang menjadi semakin penting.
Dari segi teknis perencanaan,
keluarnya SPPN 2004 tersebut juga memberikan perubahan yang cukup signifikan
dalam penyusunan dokumen perencanaan pembanunan daerah di indonesia. Perobahan
tersebut antara lain adalah : pertama menyangkut dengan jenis dokumen
perencanaan pembangunan daerah yang harus dibuat oleh masing-masing daerah
sesuai dengan perkembangan demokrasi dan sistem pemerintahan daerah. kedua,
sesuai dengan perobahan jenis dokumen yang perlu dibuat, maka teknis penyusunan
rencana uga mengalami perubahan yang cukup mendasar. Ketiga tahapan penyusunan
rencana juga mengalami perobahan untuk dapat menerapkan sistem perencanaan
parsitipatif guna meningkatkan penyerapan aspirasi masyarakat dalam meyusunan rencana.
Dalam merencanakan sebuah
perencanaan dalam hal ini perencanaan pembangunan bukanlah hal yang mudah
karena kita juga harus melihat dari segala aspek serta potensi-potensi yang
ada. Oleh karen itu diperlukannya penggunaan teknik-teknik perencanaan yang
tepat dalam suatu wilayah atau daerah agar nantinya tujuan suatu daerah
yang bukukan dalam bentuk dokumen
perencanaan dapat di implementasikan secara optimal.
II.2 RUMUSAN MASALAH
1. Teknik-teknik
apa saja yang ada dalam perencanaan pembangunan?
2. Sejauh
ini bagaimana pengaruhnya teknik perencanaan terhadap pembangunan yang ada?
3. Kelebihan
dan kekuragan teknik-teknik perencanaan.
II.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulis
dalam menyusun karya ilmiah ini megingat
akan pentiganya pembangunan pada suatu daerah ataupun wilayah, yang dimana
sebuah pembagunan yag baik tak pernah
lepas dari perencanaan yang matang tentunya serta pengawasan yang baik pula,
oleh karena itu dalam tulisan ini kami terkhusus pada teknik perencanaan
pembangunan yang dimana setelah membaca karya ilmiah ini akan bertambahnya ilmu kita khususnya dalam hal pembangunan
ekonomi.
BAB
II
PEMBAHASAN
TEKNIK
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
II.1
TEKNIK ANALISIS SWOT
Analisis SWOT
lazim digunakan dalam penyusunan sebuah perencanaan, khusunya rencana strategis
(Renstra). Teknik Perencanaan ini menjadi populer karena dia dapat menghasilkan
suatu strategi pembangunan yang lebih terarah sesuai dengan potensi yang
dimiliki oleh daerah atau institusi bersangkutan. Disamping itu, dengan
menggunakan teknik SWOT akan dapat pula dihasilkan program dan kegiatan yang
lebih tepat untuk merebut peluang yang tersedia maupun untuk mengatasi
kelemahan yang dihadapi. Dengan demikian penggunaan analisis SWOT akan dapat
menggunakan analisis yang lebih kongkrit dan realistis sesuai dengan kondisi
dan situasi yang dimiliki oleh daerah atau institusi bersangkutan. Karena itu
tidaklah mengherankan bilamana analisis SWOT ini sangat populer dikalangan
aperatur pemerintahan dalam penyusunan rencana pembngunan untuk suatu daerah
atau institusi tertentu.
Semula rencana strategis ini umumnya digunakan dalam
penyusunan rencana untuk dunia usaha dimana tingkat persaingan sangat tajam.
Akan tetapi karena dalam era otonomi daerah persaingan antara suatu daerah
dengan daerah lainnya juga sangat tajam dalam mendorong proses pembangunan pada
masing-masing daerahnya, maka belakangan ini rencana strategis ini juga sangat
populer dalam menyusun rencana pembangunan untuk masing-masing dinas instansi
pada tingkat daerah. Aspek lain yang juga mendorong instansi pemerintah untuk
menyusun rencana strategis ini adalah karena penyusunan rencana ini lebih
terfokus pada aspek-aspek yang bersifat strategis dan langsung mempengaruhi
kinerja pembangunan dari dinas dan instansi bersangkutan.
A.
Pengertian
Analisis SWOT
Analisis SWOT pada dasarnya merupakan identifikasi
berbagai faktor dan unsur penentu pembangunan suatu institusi secara sistematis
untuk melakukan evaluasi kondisi lingkup kegiatan bersangkutan dan selanjutnya
dapat pula digunakan untuk merumuskan strategi pembangunan institusi yang tepat
sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimilikinya. Dalam penerapannya,
institusi yng dimaksud disini dapat berbentuk perusahaan atau dinas dan
instansi pemerintah. Analisis SWOT ini didasarkan pada kondisi umum institusi
bersangkutan baik yang bersifat internal maupun external guna mencapai tujuan
serta visi dan misi yang telah ditetapkan semula oleh para pemangku kepentingan.
Kekuatan utama analisis SWOT adalah karena teknik ini dapat melakukan evaluasi
secara lebih tajam dan terarah. Kemudian analisis dapat pula digunakan untuk
perumusan strategi pembangunan secara sistematis sesuai dengan kondisi dan
lingkungan institusi bersangkutan dalam rangka menghadapi kondisi persaingan
sesama institusi bersangkutan.
SWOT merupakan singkatan dari perkataan Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threat (ancaman). Keempat unsur ini
merupakan aspek penting yang perlu dibahas untuk dapat mengetahui kondisi dan
potensi yang dimiliki oleh suatu daerah atau institusi tertentu. Dengan
demikian analisis SWOT dapat diartikan sebagai suatu teknik analisis yang
menggunakan keempat unsur tersebut sebagai variabel utama dalam melakukan
analisis. Analisis SWOT ini berasal dari Ilmu Manajemen (Management Scince) yang diterapkan untuk perumusan pengembangan
perusahaan (Freddy Rangkuti, 1997).
Unsur kekuatan dan
kelemahan pada dasarnya adalah faktor internal yang berasal dari dalam suatu
daerah atau lingkup tugas (TUPOKSI) institusi tertentu. Sedangkan unsur peluang
dan ancaman adalah merupakan faktor eksternal yang berasal dari luar daerah
atau ruang lingkup tugas tertentu tetapi berpengaruh terhadap masa depan
institusi tersebut. Pengelempokan ini perlu diperhatika agar tidak terjadi
keraguan atau kebingungan dalam menentukan aspek-aspek yang termasuk atau
berkaitan dengan keempat unsur analisis SWOT tersebut.
Kekuatan (Strength)
pada dasrnya merupakan kelebihan yang dimiliki oleh suatu daerah dan institusi
dibandingkan dengan daerah dan institusi lainnya. Dalam analisis kondisi sosial
ekonomi daerah kekuatan tersebut dapat
muncul dalam bentuk kesuburan tanah yamg lebih baik, ptensi sumberdaya alam
yang lebih besar, kualitas pendidikan yang lebih baik, kondisi keuangan yang
lebih mapan dan lain-lainnya. Analisis akan menjadi lebih kongkrit dan
meyakinkan bilamana kekuatan ini dapat dibuktikan secara kuantitatif dengan
menggunakan indikator pembangunan dan data tertentu. Misalnya tingkat kesuburan
dapat diperlihatkan oleh produktivitas lahan per hektar, potensi sumberdaya
alam ditunjukkan oleh jumlah kandungan deposit yang dimiliki, kualitas
sumberdaya manusia oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan lain-lainnya.
Kelemahan (Weaknesses)
pada dasarnya merupakan kekurangan atau kelemahan yang dimilikioleh suatu
daerah atau institusi tertentu dibandingkan dengan daerah dan institusi
lainnya. Dalam analisis kondisi sosial ekonomi, unsur kelemahan ini pada
dasarnya merupakan kebalikan dari unsur kekuatan sebagaimana telah dijelaskan
di atas. Dengan demikian kelemahan dapat muncul dalam bentuk relatif rendahnya
tingkat kesuburn lahan, terbatasnya atau relatif kecilnya potensi sumberdaya
alam, rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan lain-lainnya. Sama halnya
dengan unsur kekuatan, analisis tentang kelemahan ini akan lebih kongkrit dan
meyakinkan bilamana dapat didukung oleh data dan informasi yang kuantitatif
secara terukur.
Peluang (Opportunities)
dapat diartikan sebagai kesempatan
dan kemungkinan yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses
pembangunan daerah atau institusi bersangkutan. Sebagaimana telah disinggung
terdahulu bahwa peluang ini adalah unsur yang datang dari luar (eksternal),
baik dari kondisi ekonomi, sosial, aturan kebijakan dan aturan pemerintah atau
karena adanya perubahan teknologi baru. Dalam analisis kondisi sosial ekonomi
peluang tersebut dapat muncul dalam bentuk adanya minat masyarakat yang cukup
tinggi terhadap sesuatu hal, meningkatnya daya beli masyarakat, adanya
kebijakan dan aturan baru yang dapat memberikan peluang pengembangan atau
karena adanya perubahan teknologi dan penemuan produk baru yang dapat mendorong
timbulnya kebutuhan baru pula dan lain-lainnya. Sama denga hal terdahulu,
analisis akan lebih kongkrit dan lebih tajam bilamana kesemua unsur peluang
tersebut dapat dimunculkan dengan data dan informasi kuantitatif sehingga
menjadi lebih terukur.
Ancaman (Threat)
dapta pula diartikan sebagai suatu kondisi yang datang dari luar dan dapat
menimbulkan kesulitan, kendala atau tantangan yang cukup serius bagi suatu
daerah atau institusi tertentu. Ancaman tersebut dapat muncul sebagai akibat
kemajuan dan perubahan kondisi sosial ekonomi, perubahan kebijakan dan aturan
atau karena terjadinya perubahan pandangan dan kemajuan teknologi. Sebagai
contoh, dengan semakin mantapnya pelaksanaan otonomi daerah maka masing-masing
daerah akan berlomba-lomba untuk mempercepat proses pembangunan daerahnya
masing-masing sehingga terjadi persaingan yang semakin tajam antar daerah
berkaitan.
Dengan menggunakan keempat unsur tersebut secara rinci
dan kalau mungkin dalam bentuk kuntitatif, maka analisis tentang kondisi sosial
ekonomi daerah atau institusi bersangkutan akan semakin jelas dan kongkrit.
Karena itulah analisis SWOT ini lazim pula digunakan sebagai alat untuk
melakukan evaluasi diri (Self Evaluation) terhadap suatu institusi
tertentu. Perlu dicatat disini bahwa analisis SWOT ini akan menjadi baik dan
dapat dipercaya bilamana penilaian terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman tersebut dilakukan secara jujur tanpa ditutupi atau dinilai secara
berlebihan.
B.
Manfaat
Analisis SWOT untuk Perencanaan
Secara lebih spesifik, ada dua manfaat utama dari
penggunaan analisis SWOT dalam penyusunan perencanaan pembangunan. Pertama, dengan menggunakan analisis
SWOT pembahasan tentang kondisi umum daerah atau suatu institusi akan menjadi
lebih tajam dan terarah kepada hal-hal yang berkaitan langsung dengan
penyusunan perencanaan. Hal ini sangat penting artinya karena kondisi umum (existing condition) adalah merupakan
dasar utama penyusunan perencanaan pembangunan. Perumusan perencanaan
pembangunan akan menjadi lebih tepat dan terarah bilamna analisis tentang
kondisi umum daerah juga dapat dilakukan dengan cara lebih baik dan tajam, dan
demikian pula sebaliknya terjadi apabila analisis tentang kondisi umum daerah
dilakukan terlalu umum dan tidalk terarah.
Kedua, manfaat
selanjutnya dari penggunaan analisis SWOT adalah dapatnya dirumuskan strategi
pembangunan daerah sesuai dengan kondisi umum daerah dan institusi
bersangkutan. Dengan demikian, perumusan strategi pembangunan daerah menjadi
lebih tajam dan terarah sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimiliki oleh
daerah dan institusi bersangkutan. Dengan demikian kemungkinan berhasilnya
pelaksanaan strategi pembangunan daerah tersebut akan menjadi lebih besar.hal
ini sangat penting artinya karena bilamana strategi pembangunan dirumuskan
hanya secara umum dan tidak sesuai dengan potensi daerah, maka kemunkinan
tercapainya sasaran pembangunan dengan menggunakan strategi tersebut akan
menjadi lebih kecil.
II.2
TEKNIK STATISTIK
Perencanaan
pembangunan yang baik adalah yang kongkrit dan terukur. Hal ini sangat
diperlukan baik dalam analisis tentang kondisi daerah, arah dan sasaran maupun
kebijakan yang akan ditempuh. Untuk keperluan ini diperlukan analisis data
secara kuantitatif dengan menggunakan metode atau teknik statistik yang tidak
harus terlalu tinggi dan rumit, tetapi cukup dengan yang sederhana saja dan
mudah dimengerti oleh publik. Sangat disadari bahwa hasil perhitungan statistik
tidaklah bersifat pasti karena selalu mengandung kemelesetan (error) sekitar 5% sampai 10%. Namun
demikian, bila perencanaan hanya dilakukan secara kualitatif dan normatif untuk
menghindari kemelesetan tersebut, sehingga penyusunan anggaran serta monitoring
dan evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan rencana menjadi sulit dilakukan.
Ilmu
statistik itu sendiri dewasa ini ternyata telah berkembang cukup pesat mulai
dari yang sederhana sampai yang bersifat sulit dan rumit. Perkembangan ini
menyebabkan sudah banyak teknik statistik tersedia yang dapat digunakan sebagai
alat bantu untuk penyusunan rencana pembangunan daerah. Pemilihan teknik
statistik mana yang akan digunakan sangat ditentukan oleh ketersediaan data,
kemapuan teknis yang dimiliki oleh para perencana dan dana yang tersedia untuk
penyusunan rencana. Bila dana tersedia cukup besar, kemampuan perencana cukup
tinggi dan data tersedia memadai, maka sebaiknya teknik statistik yang
digunakan adalah yang lebih baik walaupun perhitungannya lebih sulit dan rumit.
Akan tetapi bilamana dan tersedia terbatas, kemampuan tenaga perencana masih
kurang dan data tersedia sangat terbatas, maka sebaiknya digunakan teknik
statistik sederhana saja walaupun tingkat kemelesetannya akan lebih tinggi.
A.
Trend
Perkembangan
Teknik untuk
menaksir dan menganalisis trend perkembangan dari salah satu variable
pembangunan daerah pada dasarnya dapat dibagi atas 2 teknik, yaitu:
a.
Teknik Bunga Berganda (Compound Interest)
Kebanyakan penyusun
perencanaan pembangunan daerah dimulai dengan menganalisis perkembangan kondisi
pembangunan daerah beberapa tahun akhir. Analisa ini dapat dilakukan scra
menyeluruh (mikro), sektoral untuk bidang tertentu atau menurut wilayah
(regional) kesemua analisis ini sangat diperlukan guna melihat perkembangan
masa lalu untuk mengetahui presasi yang telah dicapai serta berbagai
permasalahan yanga di adapi oleh pembaunan suatu daerah.
b.
Teknik Regresi Trend.
Bila fluktuasi dari
variabel yang di analisa cukup besar, maka analisis tentang perkembangan
pembangunan sebaiknya menggunakan teknik regresi trend. Teknik ini dapat
dilakukan dalam dua bentuk yaitu: ttren linear dan trend nono linear.
Masing-masing teknik
ini mempunyai kelemahan dan kekuatan sendiri dan jenis mana yang akan digunakan
tergantung dari jumlah dan kondisi data yang tersedia. Bila data tersedia
sangat terbatas, maka teknik Bunga Berganda akan sangat membantu para perencana
dalam melakukan analisis. Akan tetapi bilamana data tersedia dalam jumlah yang
cukup, maka Teknik Regresi akan dapat memberikan hasil yang lebih baik.
B.
Indeks
dan Koefisien
Dalam
melakukan analisis terhadap terhadap kondisi umum dan potensi daerah,
pembahasan akan menjadi sangat terbantu dan menjadi lebih jelas bila menggunakan
beberapa indikator pembangunan yang biasanya ditampilkan dalam bentuk indeks
dan koefisien sebagai peralatan analisis. Indeks dan koefisien tersebut dapat
dihitung dengan menggunakan teknik statistik sederhan yang mudah dipahami oleh
masyarakat umum. Indeks dan koefisien yang sudah cukup populer dan banyak
digunakan antara lain adalah: Indeks Pembangunan Manusia (Human Develepment Index, HDI),
Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality
Rate, IMR), Indeks Harapan Hidup (IHH), Indeks Gini Ratio, Indeks Kapasitas
Fiskal dan lain-lainnya.
a.
Indeks pembangunan manusia
Indeks
pembangunan manusia atau (IPM) muncul
sebagai kritikan dan sekaligus perbaikan terhadap penggunaan angka pendapatan
perkapita sebagai ukuran kemajuan
ekonomi yang berfokus pada aspek ekonomi saja. Sedangkan pembangunan
daerah tidak hanya menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga oendidikan dan derajat
kesekatan masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini mincullah IPM yang merupakan
indeks dari komunikasi tiga unsur penting dalam pembangunan yaitu : daya beli
yang ditentukan oleh tingkat pendapatan masyarakat, tingkat pendidikan dan
derajat ksahatan masyarakat.
b. Elastisitas
kesempatan kerja
Elastisitas kesempatan kerja salah
satu ineks yang bermanfaat untuk
menyediakan jumlah lapangan kerja sebagai hasil peningkatan investasi. Indeks ini
sangat penting nantinya dalam menyusun
rencana pembangunan karena penyediaan lapangan kerja merupakan salah satu
sasaran pembangunan, sedangkan peningktan investasi baik pemerintah maupun
swasta adalah merupaka alat utama dalam kebijakan pembangunan.
c. Koefisien
Gini
Koefisien dini adalah metode yang
cukup terkenal untuk mengukur distribusi pendapatan nasioanal dalam
masyarakat. Metode ini diciptakan oleh
seorang ahli statistik di italia bernama corrdo gini, gini menghitung tingkat
kesenjangan pendapatan personal secara agregatif yang diterima diatas tingkat
tertentu.
d. Incremental
caital output ratio (ICOR)
Koefisien ICOR merupakan alah satu
teknik yang populer dalam menyusun
rencana pembangunan. Pengertian ICOR secara ringkas adalah suatu
koefisien yang menunjukkan tambahan kapital yang diperlukan untuk mencapai
peningkatan suatu produksi tertentu.
C. METODE SEBAB AKIBAT
Teknik
regresi trand yang menggunakan variabel waktu sebagai sau-satunya faktor
penentu jelas akan bersifat terlalu umun dan tidak realistis karena banyak lagi
faktor-fako lain yang terkait langsug yang ikut mempengaruhi perkembangan suatu
unsur atau sektor pembangunan.
Ada
dua kelebihan metode sebab akibat inidi banding dengan eknik regresi tran.
Petama, hasil perhitungan menjadi lebih realitis tepat karena regresi tidak
didasarkan atas variabel waktu.
D. METODE PERSAMAAN SIMULTAN
Ada kalanya
perkembangan dan fluktuasi dari unsur yang dibahas ditentukan oleh beberapa
variabel yang terkait satu sama lain. Mtode persamaan simultan ini biasanya
igunakan untuk melakukan analisis yang bersifat makro(menyeluruh) terhadap
perekonomian nasional dan daerah. Misalnya dalam proses penyusunan peencanaan
pembangunan diperlukan analisis terhdap faktor-faktor yang menentukan
ertumbuhan ekonomi nasional ataupun suatu daerah tertentu.
II.3
TEKNIK PERENCANAAN REGIONAL
Dalam menyusun dokumen perencanaan
pembangunan daerah yang baik, diperlukan bebarapa teknik perencanaan khusus di
bidang perencanaan regional. Alasannya adalah bahwa teknik perencanaan yang
biasanya dipakai dalam penyusunan perencanaan pembanguna nasional banyak yang
tidak sesuai dengan kondisi dan struktur pembangunan daerah dimana aspek ruang
(Space) dan perbedaan potensi
pembanguna antar wilayah merupaka unsur yang sangat penting. Dengan menggunakan
teknik perencanaan regional ini diharapkan penyusunan rencana menjadi lebih tepat
dan terarah. Tenik perencanaan regional yang banyak terpakai dalam penyusunan
perencanaan pembangunan daerah antara lain adalah: Koefisien Lokasi (Locatioan Quotient), Indeks Konsentrasi
Wilayah, Indeks Ketimpangan Pembangunan regional (Regional Disparity), Shift Share Analysis, Klassen Typology, Model
Gravitasi dan Lowry Model.
A.
Koefisien
Lokasi
Dalam melakukan analisis terhadap kondisi umu daerah
dan perumusan strategi pembangunan yang tepat dan terarah, pertanyaan pokok
yang selalu muncul adalah apa potensi pembangunan utama yang dimiliki oleh
daerah yang bersangkutan. Pertanyaan ini sangat penting artinya karena analisis
kondisi umum daerah harus dapat memunculkan analsis tentang potensi utam
ekonomi daerah secara sektoral dan kalau dapat sampai ke tingkat komoditi.
B.
Indeks
Ketimpanagan Pembangunan Regional
Kenyataan umum hampir di semua Negara sedang
berkembang, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa ketimpangan pembangunan antar
wilayah adalah cukup besar. Hal ini dipicu oleh beberapa hal antara lain:
perbedaan potensi daerah yang sangat besar, perbedaan kondisi demografis dan
ketenagakerjaan.
Penggunaan Theil
Index sebagai ukuran ketimpangan
mempunyai kelebihan tertentu. Pertama, dapat menghitung ketimpangan dalam
daerah dan antar daerah secara sekaligus, sehingga cakupan analisa menjadi
lebih luas.
C. Shift-Share Analysis
Metode Shift-Share adalah salah satu teknik analisis
dalam ilmu Ekonomi Regional yang bertujuan untuk mengetahui factor-faktor utama
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
D.
Klassen
Typology
Sebagai implikasi dan perbedaan struktur dan potensi
ekonomi wilayah, pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah cenderung sangat
bervariasi satu sama lainnya.
Kebijakan dan program untuk daerah yang mempunyai
pertumbuhan ekonomi cepat tentunya tidak akan sama dengan kebijakan dan program
untuk daerah yang bertumbuh lambat atau bahkan stagnasi. Karena itu,
pengelompokkan daerah menurut struktur pertumbuhan dan tingkat pembangunan akan
sangat penting.
Pengelompokkan daerah menurut struktur daerah dan
tingkat pmbangunan ini antara lain dapat digunakan dengan menggunakan Matrix Klassen Typology. Dalam hal ini,
pengelompokkan daerah dilakukan dengan 2 indikaor utama yaitu: laju pertumbuhan
dan tingkat pendapatan perkapita.
II.4 TEKNIK PREDIKSI
Perencanaan
pembangunan yang meyangkut masa depan yang mana kondisinya belum d ketahui sama
sekali. Namun demikian untuk keperluan penyusunan perencanaan yang baik dan terukur,
masa depan tersebut perlu dierkirakan kondisiya agar strategi dan kebijakan
dapat ditentukan secara lebih tepat dan terarah. Karena itu penyusunan proyeksi
atau prediksi tersebut memerlukan teknik
dan metode tertentu yang masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan
tersendiri.
Bab
ini membahas berbagai teknik prediksi yang bersifat praktis berdasarkan
pengalaman dalam penyusunan perencanaan pemangunan di masa lalu. Teknik
prediksi ini pada dasarnya adalah sederhana, tetapi bnyak terpakai dalam praktek
penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Teknik prediksi yang akan dibahas
meliputi Teknik Regresi Trend, baik liniear maupun non linear, Teknik Sebab dan
Akibat, teknik Rata-Rata Bergerak (Moving
Average) dan Model Pertumbuhan Harrod Domard.
A.
Teknik
Prediksi Trend
Prediksi dengan menggunakan Teknik Regresi Trend
didasarkan pada sudut pandang bahwa perkiraan masa datang akan sangat
ditentukan oleh kenyataan yang terjadi pada masa lalu. Bila kenyataan masa lalu
menunjukkan bahwa perkembangan suatu aspek pembangunan cukup cepat, maka
prediksi masa datang juga akan menunjukkan perkembangan dengan tendensi yang
hampir bersamaan.
B.
Teknik
Prediksi Sebab Akibat
Untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada teknik
prediksi trend, muncul teknik prediksi lain yang didasarkan pada hubungan sebab
dan akibat dalam sebuah fungsi. Dalam hal ini prediksi masa datang didasarkan
pada hubungan sebab dan akibat yang terjadi di masa lalu. Dengan demikian,
factor yang dijadikan sebagai dasar utama prediksi tidak lagi hanya waktu,
tetapi oleh berbagai variable yang berkaitan erat dengan unsur yang akan
diprediksi.
C.
Teknik
Rata-Rata Bergerak
Bila teknik prediksi trend dan model sebab dan
akibat tidak tidak dapat memberikan hasil yang meyakinkan, dapat pula digunakan
teknik yang lain yaitu metode rata-rata bergerak (Moving Average). Teknik ini lazim digunakan bilamana fluktuasi data
antar waktu cukup tinggi sehingga penggunaan metode trend kurang dapat
memberikan hasil yang logis dan cenderung tidak stabil. Karena itu diperlukan teknik alternative
prediksi lain yang lebih sesuai dengan kondisi data yang ada, yaitu teknik
prediksi Moving Average yang juga
lazim dan banyak muncul dalam literatur Ilmu Statistik.
Pediksi dengan teknik Moving Average didasarkan pada nilai rata-rata beberapa tahun yang
lalu yang kemudian digerakkan kemuka untuk melakukan prediksi periode waktu
selanjutnya.
Namun demikian, kelemahan yang cukup
serius dari teknik Simple Moving Average
adalah karena metode ini memberikan penimbang rata-rata sama dalam menghitung
nilai rata-rata untuk setiap observasi. Sedangkan kenyataan menunjukkan bahwa
data-data untuk beberapa tahun terakhir akan lebih menentukan nilai prediksi di
masa mendatang.
D.
Teknik
Prediksi Dekomposisi
Kenyataan menunjukkan bahwa dalam melakukan prediksi
dengan menggunakan metode trend (Time
Series) dalam jangka panjang seringkali data yang dipakai mengandung
variasi musim (Seasonal variation) dan
fluktuasi siklus (Cyclical Fluctuation) yang
cukup besar. Variasi musim dan fluktuasi siklus ini terjadi secara
berulang-ulang dalam periode waktu tertentu. Karena itu, dalam melakukan
prediksi yang lebih tepat, kedua unsur variasi dan fluktuasi ini perlu
dipertimbangkan secara eksplisit dalam model yang akan digunakan.
Model prediksi yang dapat memasukkan
secara eksplisit aspek variasi musim dan fluktuasi siklus tersebut adalah
metode Dekomposisi (Decompotition Method)
sebagaimana yang dijelaskan dalam Makridakis dan Wheelwreight (1978) serta
Gaynor dan Kirkpatrick (1994).
E.
Teknik
Prediksi ARMA
Tidak dapat disangkal bahwa teknik prediksi trend
yang menggunakan system Time Series
ternyata mempunyai kelemahan yang juga sangat serius yaitu cenerung berlebihan
(overestimate) karena didasarkan pada
tingkat pertumbuhan yang biasanya cukup tinggi dan fluktuatif.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, dilakukan
penggabungan dari kedua metode ini dan menghasil suatu metode gabungan yang
disebut sebagai Metode Prediksi ARMA. Istilah ARMA merupakan singkatan dari dua
metode statistic yaitu Autoregressive
Moving Average. Metode Autoregressive (AR) pada dasarnya adalah sama dengan
metode trend (Time Series) didasarkan
pada tingkat pertumbuhan (slope dari garis regresi). Namun demikian terdapat
sedikit erbedaan yaitu Autoregressive
Model tidak memformulasikan persamaan dengan fungsi waktu, tetapi dalam
bentuk persamaan dengan menggunakan “time
lack” pada masing-masing data.
F.
Teknik
Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Harrod Domar
Sebagaimana terlihat dari namanya, teknik prediksi
ini didasarkan pada Model Harrod-Domar
yang umum terdapat dalam buku ajar Teori Ekonomi Makro. Dalam hal ini, unsur
penentu utama pertumbuhan ekonomi adalah investasi (I) dan jelas teknologi yang
digunakan dalam melakukan kegiatan produksi. Jenis teknologi yang digunakan
tercermin dari nilai koefisien ICOR (Incremental
Capital-Output Ratio)yang digunakan pada daerah atau Negara bersangkutan.
BAB
III
PENUTUP
III.1. KESIMPULAN
Dalam perencanaan pembangunan daerah
diperlukan teknik-teknik perencanaan yaitu: Teknik Analisis SWOT. Ada dua
manfaat utama dari penggunaan analisis SWOT dalam penyusunan perencanaan
pembangunan. Pertama, dengan
menggunakan analisis SWOT pembahasan tentang kondisi umum daerah atau suatu
institusi akan menjadi lebih tajam dan terarah kepada hal-hal yang berkaitan
langsung dengan penyusunan perencanaan. Kedua,
manfaat selanjutnya dari penggunaan analisis SWOT adalah dapatnya
dirumuskan strategi pembangunan daerah sesuai dengan kondisi umum daerah dan
institusi bersangkutan.
Teknik
Statistik. Pemilihan teknik statistik mana yang akan digunakan sangat
ditentukan oleh ketersediaan data, kemapuan teknis yang dimiliki oleh para
perencana dan dana yang tersedia untuk penyusunan rencana. Bila dana tersedia
cukup besar, kemampuan perencana cukup tinggi dan data tersedia memadai, maka
sebaiknya teknik statistik yang digunakan adalah yang lebih baik walaupun
perhitungannya lebih sulit dan rumit. Akan tetapi bilamana dan tersedia
terbatas, kemampuan tenaga perencana masih kurang dan data tersedia sangat
terbatas, maka sebaiknya digunakan teknik statistik sederhana saja walaupun
tingkat kemelesetannya akan lebih tinggi.
Teknik
Perencanaan Regional. Tenik perencanaan regional yang banyak terpakai dalam
penyusunan perencanaan pembangunan daerah antara lain adalah: Koefisien Lokasi
(Locatioan Quotient), Indeks
Konsentrasi Wilayah, Indeks Ketimpangan Pembangunan regional (Regional Disparity), Shift Share Analysis,
Klassen Typology, Model Gravitasi dan Lowry
Model.
Teknik
Prediksi. Teknik prediksi ini pada dasarnya adalah sederhana, tetapi bnyak
terpakai dalam praktek penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Teknik
prediksi yang akan dibahas meliputi Teknik Regresi Trend, baik liniear maupun
non linear, Teknik Sebab dan Akibat, teknik Rata-Rata Bergerak (Moving Average) dan Model Pertumbuhan
Harrod Domard.
DAFTAR
PUSTAKA
1 komentar:
Kok dapus nya gak ada ??
Posting Komentar